Kode Iklan Tengah Artikel

11 Puisi Tentang Malam Sunyi Paling Menyentuh

2 comments
puisi malam sunyi


Malam merupakan waktu yang sakral, ketika di siang hari kita sibuk bekerja, saat malam tiba orang-orang memanfaatkannya untuk istirahat, karena itu suasana malam terasa lehih tenang.

Nah, agar malammu terasa lebih berkesan, di bawah ini CariPuisimu sudah mengumpulkan beberapa puisi tentang malam sunyi senyap tanpamu yang bisa kamu jadikan sebagai caption atau dibacakan untuk teman-teman tersayang.

Langsung saja....

Puisi-puisi di bawah ini kami kumpulkan dari berbagai sumber, jika kamu punya karya puisi keren lainnya jangan lupa tulis di kolom komentar ya.



Aku Bersama Sebingkai Foto

Sesaat nafas yang ku hirup terasa berat, seperti ikut mencekik di setiap tarikan yang ku buat
Kepadamu yang bernama malam, akan ku adukan
Sekelumit pahit yang meracuni hati yang kian kebas
Orang mati tidak hanya memberikan tangis

Seumur hidup berjuang untuk apa yang anak cucu bilang sebuah warisan
Yang mati, mereka kekal terkunci
Lalu, bagaimana dengan engkau yang hanya sekedar pergi?
Menaburkan paku dalam selimut yang harus aku tiduri
Mengoreskan malam-malam sebagai sunyi

Dekap siksa menempel lekat-lekat
Seperti berat aku menyebutmu sebagai seorang penghianat
Mungkin engkau adalah seorang pencuri yang paling beruntung
Membawa semua yang ku miliki dengan hanya sebingkai foto
Dalam kotak terjaga lapisan doa

Menyisakan sedikit aroma dalam kasurku yang berpagar
Hanya bersama sebingkai foto, engkau kembali atau selamanya aku sendiri
-Unknown-



Tangisan Malam

Dibawah salah satu sisi langit,
Aku terduduk diantara cahaya bulan dan lampu taman.
Berharap suatu keajaiban kan datang padaku,
Membawa serta alunan sendu dari hati.

Diantara pohon yang menari
Dan diantara para jangkrik penyanyi.
Aku masih menatap langit dengan penuh harap,
Sebuah bintang akan jatuh di hadapanku.
-Unknown-



Esok Hari Terasa Lama

Ingin aku menghardik apapun di alam raya malam ini
Seolah bersekongkol mereka bagai penjara yang akan menahan ku menghabiskan masa tua
Rasa marah semakin menjadi karena aku hanya di sini sendiri
Hanya bersama sunyi malam yang ku harap cepat berganti

Aku ingin hangat matahari untuk melunturkan semua daki masa muda
Melecut semangat sedikit saja bersama kokok ayam memanggil surya
Aku membenci kalian semua,alam raya
Dengan licik menahan laju jarum jam berputar meninggalkan malam petang

Kau tau artinya? Aku setengah mengumpat…
Aku akan semakin tersiksa dalam sunyi semakin lama
Bahkan, dengan mematikan lampu pun bayangan itu semakin nampak
Menghantuiku dengan rasa ngeri tanpa toleransi

Jantung tua ku semakin terengah
Nafas yang tersedat aku mencoba untuk bertahan
Kepada matahari aku berteriak kencang
Bangunlah, bawa serta jagad ini menggeliat bersamamu
Aku benci malam sunyi
-Unknown-



Suasana Malam Yang Indah

Kulihat berjuta bintang berkedip menawan
Bertemankan angin yang bersepoy kencang
Menanti sang dewi malam datang
Agar menghiasi malam yang remang

Suara burung malam bernyanyi
Memuji kebesaran Illahi
Yang telah menciptakan kemegahan alam ini
Sempurna dan patut kita syukuri

Rembulan hadir warnai dunia
Hiasi alam yang teramat gelap gulita
Kini indah dan sungguh mempesona
Menyejukkan hati dan pandangan mata

Bintang kian semakin merentang
Ikut gembira menyambut sang rembulan yang tlah datang
Mewarnai langit yang beranjak malam
Hilangkan hitam dan kelam yang terus mencekam
-Unknown-



Petaka

Hujan turun tidak mengenal ampun
Terlampau beringas untuk sebuah jabat tangan persaudaraan
Mungkin langit dan bumi sedang bertentangan
Dengan atau tanpa kibaran bendera perang

Diam terdiam
Tangis menyusup lembut menyela bunyi deras hujan
Mengharap kasih
Menawarkan perdamaian

Langit menolak
Tanpa tumbal berkelahian akan terus dia kobarkan

Petaka
Langit menjadi begitu arogannya
Menukar dengan dosa manusia hanya menangis pilu
Malam ini dalam sunyi
-Unknown-



Harapan Tengah Malam

Aku ingin menyatu dengan malam
Mengizinkan dingin menusuk hingga ke tulang
Merasakan sejuk sisa tetesan hujan di tengah kemarau
Terlebih jika langit meneteskannya kembali
Membasahi raga ini
Meredam jerit hati

Dan membuat bulir air mata ini luruh bersamanya
Hingga ragaku melemah, lelah
Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah gemuruh dalam sukma
Berbalut dekapan hangat Tuhan yang mengantarku dalam keteduhan
Hingga esok, tubuhku telah menjelma jadi embun pagi
Yang menetes indah seolah tak ada lagi duri menghiasi setiap cerita hidup ini.
-Unknown-




Sujud-Sujud Rayu

Ini yang kau nantikan? Hanya seperti ini kah ?
Melamun dan terduduk dalam sayu pandangan putus asa
Katamu, pengharapan dan doa akan mengubah semuanya
Katamu, sebelas bulan lalu kau akan terus merindu
Dan katamu, ku mohon tetap tinggal dan jangan lagi membuat aku menunggu

Hanya seperti ini kah
Perjalanan panjang yang ku tempuh sebatas untuk bersaksi kepada yang seperti ini
Kuatkan setiap sendi dengan zikir yang tidak terputus di ucapkan
Menegakkan badan melalui komunikasi yang mesra

Hanya berdua…  membisikkan kata cinta dalam sujud-sujud rayu
Menorehkan bentuk sesal  dan janji dalam waktu yang sama
Mengulang-ulang mantra suci sebagai pengisi malam hari
Ribuan bintang bersinar begitu terang

Bersama-sama turut melontarkan harap mereka
Memuji kepada engkau hamba mulia
-Unknown-



Purnama

Ada purnama yang elok berkilau di matamu
Menghiasi langit biru dan dinding hatiku
Memantulkan sinar terang membawakan damai
Semoga kau pun ikut merasakannya
Menghayati dan memandang langit malam ini

Agar kau lihat..
Ada purnama disana..
Ada bintang-bintang disana..
Yang selalu menemani dan mengawasi cinta kita
Saat kita terlelap.

Ada purnama nan elok berkilauan
Dilangit biru hatiku
Yang berkilauan akan cintamu
Kasih sayang yang syahdu, utuh dan bulat
Antara kita..

Maka untukmu ingin kutuliskan
Puisi-puisi yang indah dan mempesona
Yang membawa damai jiwa
-Unknown-



Pengharapan

Masih ada kesempatan selagi bersungguh-sungguh katanya
Terulang sampai puluhan kali ucapan tahunan itu diselipkan
Mamak bilang penharapan harus selalu di sertakan
Bersama rasa lapar dan mengantuk yang dikuatkan

Dalam malam-malam dingin perayu untuk terus meringkuk
Memutar memori bayangan lembah berapi
Sirnalah bersama sembah yang aku haturkan
Keras cambukan kejam
Melembutlah dengan manis laku yang aku usahakan
-Unknown-



Baca Juga:
Kumpulan Puisi Tentang Kupu-Kupu



Terlambat

Seolah-olah lari, dengan cepat hari berganti gelap
Membawa penat yang diemban penduduk bumi untuk diadukan
Aku, manusia yang mengadu penat dalam kotak berlabel prioritas
Berharap bisa sampai ke langit tertinggi
Terbaca dengan segera

Namun aku terlambat
Kotakku tergeletak di ambang pintu
Seolah-olah lupa kalau aku punya pesan pengetuk pintu surga
Malam mungkin terlalu lelah hari ini
menghamparkan karpet hitam di langit dengan sisa energi

Ia pun malas memasang bintang-bintang sebagai kerlip lagu selamat tidur
Asa yang kubungkus rapi bersama kotak menguap
Berubah menjadi ringan seperti asap
-Unknown-




Tentang Kabut Itu

Hei
Untuk kamu yang telah mendengar Adzan ketika membuka pintu dunia
Tangisan kesedihan mengantarkan menuju ruang ujian penuh pengawasan

Hei
Kau bersumpah untuk meyakini yang Esa
Kita bersumpah untuk senantiasa menjalankan apa yang kita telah sepakati selagi di angkasa

Hei
Langit dan bumi kain gerah
Yang putih kini sama sekali tak terlihat bekasnya
Ketika bumi yang lelah bukan karena memikul jutaan jiwa

Hei
Apa yang tidak terlihat memberikan jejak angkara
Lelah, dengan satu harap bahagia

Hei
Bukan untukku dan untukmu
Bahagia bagi semesta yang terus berdoa
Memohonkan gelap datang sampai hari raya

Hei
Tentang pesan kabut itu ribuan tahun lalu
Ia akan membunuh 1/3 dari kamu

Hei
1/3 lagi

Hei
Usai sudah dunia dengan tertib
mengadukan dosa manusia
-Unknown-


Untuk saat ini itu dulu ya guys, kedepannya akan kami update lagi dan kami tambah karya puisi-puisi tentang malam sunyi senyap tanpamu yang keren lainnya. Jadi jangan lupa bookmark CariPuisimu agar tidak ketinggalan update terbarunya.

Related Posts

2 comments

  1. Bersama rasa lapar dan mengantuk yang dikuatkan

    ReplyDelete
  2. Untuk kamu yang telah mendengar Adzan ketika membuka pintu dunia
    Tangisan kesedihan mengantarkan menuju ruang ujian penuh pengawasan

    ReplyDelete

Post a Comment