Kode Iklan Tengah Artikel

40 Puisi Tentang dan Untuk Guru Tercinta

1 comment
Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa bagi masyarakat. Menjadi guru tidaklah mudah, kita dituntut harus sabar dan selalu mencari cara kreatif untuk menyampaikan materi agar mudah diterima oleh anak didik kita.

Nah, sebagai sedikit terima kasih untuk para guru, di bawah ini CariPuisimu sudah mengumpulkan puisi-puisi tentang guru yang dapat kamu bacakan untuk guru tercintamu. Penasaran? langsung saja geser ke bawah.




GURUKU

Awal ku masuk kelas
Kaku,bingung dan takut
Namun kau berikut senyum semangat yang membuatku bangkit
Belajar denganmu aku jadi mudah mengerti
Kau tak pernah letih membimbing ku
Ilmu yang kau ajarkan padaku
Amatlah berguna dan bermanfaat
Tak pernah letih kau membimbingku
Jasa mu akan selalu ku bawa
Namamu akan selalu terukir dibenakku
Guruku
Kau lah pahlawan tanpa tanda jasa
Kau lah pahlawan yang menerangi mimpiku
Terima kasih guruku
-Unknown-





GURU

Guru kau adalah sosok yang patut ditiru...
Guru kau adalah orang tua keduaku...
Maafkan segala kesalahan semua muridmu..
Baktimu selalu terkenang sepanjang waktu
-Unknown-






BAGIMU GURU

Guruku
Insan mulia
Penabur aneka ilmu
Sungguh jasamu tiada tara
Pahlawanku
Kobarkan semangat
Genggam sumpah baktimu
Demi kepandaian seluruh masyarakat
Bagimu
Terlantun doa
Semoga sehat selalu
Bahagia sejahtera sepanjang usia
-Unknown-





PENA SANG GURU

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu kan kujunjung penuh makna
Kaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa.
-Mesdiana, S. Pd-








GURU DALAM SANDERA

Guru…
sosok insan yang begitu mulia
ia rela menghabiskan waktunya demi anak bangsa
tak mengenal lelah,
hanya semangat, asa dan doa yang keluar dari bibirnya
demi mencerdaskan anak bangsa
kini ia telah disandera
disandera akan beribu administrasi
ia jarang bercengkerama dengan siswa-siswanya
ia hanyut bahkan tenggelam akan administrasi
demi kesejahteraan yang ingin diraihnya
kini ia telah disandera disandera akan berbagai aturan
hingga ia segan untuk mendidik anak bangsa
ia terbelenggu…
tak hanya itu, rayuan dilema merasuk dirinya
ketika nurani berbisik untuk mendidik dengan ikhlas
hati kecilnya pun berkata
“tak takutkah engkau dengan jeruji besi?”
oooh guru…
sampai kapankah engkau akan tetap disandera?
-La Jumadin-




SANG PENGABDI

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.
-Zaniza-




KAU KUTUBKU DAKU

Sesumpah kemarin ku menyentuh
pena berbelit dari jemari kakuku
Disentuh lembut dengan tabir gemulai sambil
nadanya adalah kompas hidup
Bisiknya juga arator cerdaskan tunas bangsa
Sebuah jasa yang menjadi maha
adalah prasasti panjang di depan singgahku,
ukiranku pada mushaf bergaris
adalah ilmu kecil dari sang legenda
pemantik jutaan pengubah dunia
Sebutan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
bagimu hanya sebuah angin melalu
Tapi
tanpa engkau daku apa
tiada engaku daku hampa
Sebuah dewa yang turun,
kau Jibril dalam lantunan mantra suci,
kau bakti daku pada pancasila.
Haturku hormat pahlawanku, memujimu
Manusia bernama Guru
-Unknown-







TERUNTUK GURU

Masih teringat di benakku
Waktu itu
Sosok yang paling romantis dalam pendidikanku
Yanh sekarang mengantarku pada gerbang masa depan yang lebih cerah
Sosok yang tak luput dari pandangan hidupku
Selalu sabar menuntunku
Hingga aku bisa berjalan tegak seperti ini
Ibu Guru tercinta
Yang bisa ku sebut
Dari mulut nakalmu ini
Jasamu akan mengenang sepanjang sejarah
Walau tak lagi menghirup hawa di atas semesta
-Unknown-






GURUKU

Engkau selalu sabar dalam menghadapi ku ..
Engkau selalu tabah memberikan ilmu ..

Oh guru ku ..
Engkau selalu sayang kepada ku
Meski aku membuatmu marah ..

Oh guru ku ..
Engkau memilih ku atau membimbing ku dijalan yang lurus ..
Engkau membuat ku sukses hingga saat ini.
-Ali-





GURU ADALAH SAYAP GARUDA

Guru pencerah dalam Gelap
Penerbit Dalam Buta aksara
Pencerdas dalam Kebodohan
Pendobrak dalam kemalasan
Guru adalah Pembimbing
Dikala Dunia Tak adil
Dikala Pemerintah Tak peduli
Ia Tetap Membekali
Walau terkadang Diabaikan dan dibully
Terkadang..Memang ada Guru..
Yang membuatku Jengkel kesal marah
Namun Itu dulu Dan Kini
Aku Rindu Itu kembali
Tersadar Kini
Bahwa Kau adalah Bagian
Bagian Dari sayap garuda
Yang ikut andil dalam Menerbangkan
Garuda yang sebagai Simbolis negara
Terimakasihku Untukumu
Terucap dimasa kini
Dan dimasa Nanti Anak Anakku terlahir kembali
Bimbinglah ia seperti kau bimbing aku sampai seperti ini
-Unknown-






GURUKU

Kau adalah sumber ilmu ku ..
Kaulah pembimbingku ..
Kaulah yang mendidikku
Dengan sabar dan tulus ..

Guruku ..
Sungguh besar jasamu ..
Kau yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku ..
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa ..

Guruku ..
Terima kasih ..
Atas segala jasa-jasa
Dan engkau pahlawanku ..
-Amelia Prishanty-







KABAR PAK GURU

Sampai kini masih aku mengingat
Pak guru bersepeda berkeringat
Mengejar waktu menuju sekolah kami
Sepeda ontelnya digenjot sangat cepat
Membuat kami terpana dan ikut bersemangat
Apa kabar Pak Guru?
Masihkah kau genjot sepedamu?
Masihkah kau goreskan ilmu dari kapur tulismu?
Masihkah engkau marah-marah pada murid bandelmu?
Namun marahmu tak pernah lama
Esok lusa senyum gigi ompongmu membuat kami kembali terpesona
Tak terasa waktu berlalu
Kini ku kembali ke kampung halamanku
Mencari Pak guru yang senantiasa
Menginspirasi kami sepanjang masa
Sungguh sedihku tiada terkira
Belum sempat aku membalas jasa
Pak Guru tua telah tiada
Namanya “Marjono” terukir di pusara
Kudoakan engkau bahagia di surga
Ilmu yang t'lah kau tanamkan
Kan kuamalkan sepanjang masa
-Unknown-







GURUKU

Setiap hari kau bagi ilmumu
Dengan keihlasan dan kesabaran
Setiap hari kau bimbing aku
Dengan nasehatmu yang penuh makna

Guru ku
Tak pernah lelah kau ajar aku
Selalu semangat setiap tugas mu

Guruku terimakasih
Atas semua pengorbananmu untukku
Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku
Guruku… kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku.
-Nurwawan-







SANG GURUKU

Sang Guruku....
Tetesan keringatmu dan langkahmu yang tegap
Tak mengurungkan langkahmu
untuk mengajar kami dengan ikhlas
Sang Guruku....
Senda guraumu telah menyejukkan hati kami
Keikhlasanmu dalam mendidik kami
Memberi kedamaian di kalbu
Melahirkan kuncup-kuncup yang mekar
Yang telah menghiasi negeri ini
Dengan tangan-tangan kami
Untuk menunjukkan padamu Sang Guru
Bahwa kami telah sukses
Meraih impian kami
Terima kasih Sang Guru
Engkau berikan ilmumu
Demi bekal kami
Di masa yang akan datang
Walau engkau telah dimakan usia
Tapi wajahmu masih terlihat muda kembali
Dengan senyummu dan kedisiplinanmu
Jadi teladan bagi kami
Hingga membekas dalam kalbu
Dan akan dikenang sepanjang masa
-Unknown-






SANG GURU

Tentang kegelapan…
Tentang buta pada zaman dahulu kala.…
Tentang kebodohan yang merajalela….
Dan tentang sosok penumpas itu semua….
Ialah sang guru….
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu….

1, 2, 3 ,4 dan seterusnya….
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia….
Tetap tak basi dari sebuah tradisi….
Dia tetap mulia…
Dengan segala wibawanya….

Masa depan?
Jangan kau tanyakan….
Aku dan kamulah sang harapan…
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan….
Maka genggamlah apa yang ia percayakan…
-Fitriana Munawaroh-









GURUKU

Guruku.
Seorang pelita dalam gulita.
Menebar cahaya diatas pena.
Pemberi kasih sepanjang masa.
Guruku.
Setiap petuah terserap telinga.
Kasih tercurah tak kenal lelah.
Untukku anakmu walau tak sedarah.
Guruku..
Tegurmu wujud kasihmu.
Tegasmu wujud wibawamu.
Ku bukan apa-apa tanpamu.
Kau semai benih-benih ilmu.
Kau siramkan petuah-petuah syahdu.
Kau pupukkan rasa santun dalam kalbu. Untuk kemudian tertuailah.
Masa depan cerahku.
Guruku.
Maafkan lisan tajamku.
Maafkan kelakuan nakalku.
Maafkan semua salahku.
Seribu kata tak cukup mampu mengungkapkan.
terima kasihku padamu.
beribu tetes embun tak mampu menggantikan.
setiap tetes dari pelipismu.
semua takan pernah sia-sia..
-Unknown-






PAHLAWAN YANG TERLUPAKAN

Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap

Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang

Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya

Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa

Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.
-Ahmad Muslim Mabrur Umar-






PAHLAWAN ERA BARU

Saat telah berlalu gemuruh perjuangan merebut kemerdekaan
Berkibar sudah di pucuk tiang
Merah putih berbayang di terpa angin kebebasan
Tangan pahlawan masih terus di butuhkan
Di era baru saat bangsa di hantui perpecahan
Ia ada tuk menyatukan
Jiwa-jiwa muda di seluruh penjuru bangsa
Penjajah masih membayangi merah putih bagai ilusi
Menghampiri dan terus mengelabuhi pemuda-pemudi penerus bangsa ini
Pitutur merayapi telinga
Meresapi dada
Dengan ilmu tak kasat mata
Ia menjelma bagai perisai penghalau bencana
Ia pembuka jendela cakrawala dunia
Tanpa senjata di genggam tangan kukuhnya
Tanpa bom di gigit lalu dilempar ke udara
-Unknown-







JANGAN AJARI AKU KORUPSI, GURUKU

Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu

Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa

Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa

Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku… orang tua… dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya.

Guruku… jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri

Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati.
-Abdul Hakim-







IA PELITA

Lewat kata membuka mata anak bangsa
Kala anak bangsa salah melangkah
Belaian manja tak henti di derma
Menunjukkan arah ke tanah surga
Menuntun langkah menghindari salah
Dengan etika dan budaya bangsa
Lelakunya untuk mempertahankan merdeka

Ia ...
Pahlawan era baru bangsa
Berjuang dari fajar hingga purnama
Beralas setia tak mengimpikan balas jasa
Satu impian di genggam tangan bernoda tinta
Melahirkan pahlawan penerus bangsa lainnya
Hingga merdeka tetap bersama
Sampai bumi berkata menyerah

Ia ...
Guruku
Gurumu
Guru kita
Pahlawan bangsa
Sang pelita
Di kala era baru tiba
-Unknown-






KEPADA: GURUKU

Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging

Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir

Duhai guruku
Kau taman Kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa

Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.
-Winda Puspitasari-







BAIT-BAIT BAGI GURU

Lembar-lembar hari adalah halaman sebuah buku yang setia terbuka dengan rela
Jiwa kita: Papan tulis penuh akan milyaran rumus, teori-teori yang berjalan
Sedangkan kemarin, aku masih mendengar lirih tangismu, tuntutan-tuntutan yang menyayat cakrawala.

Di kelas kita, potret pahlawan mengucurkan perih dan asin air mata
Sedangkan di dinding retak, peta dunia nampak buram.
Tapi apa arti itu semua? Dibandingkan kecemasan kami yang tak mau akan hilangnya sosok pendekar ilmu pengetahuan

Dan retak dinding generasi kami yang kelak diabaikan sampai dilupakan.
Apa artinya bangku-bangku reot dan patah, genting bocor di sana-sini, juga buku-buku yang telah koyak dimakan waktu

Dibandingkan perjuanganmu mendidik kami yang ada tergantung di ujung waktu.
Apa artinya bendera merah putih yang mengkusam
Dibandingkan lelahmu yang berhari-hari kau seka.
Guru, sungguh tak mungkin kami melupakan semangatmu
Dan perjuanganmu.
Tanpamu kami tak berarti apa-apa di mata dunia.
-Unknown-







BERSAMAMU, GURUKU

Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku

Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu

Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Kumantap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.
-Yoga Permana Wijaya-






SOSOKMU GURU

Saat sosokmu memberikan waktumu untukku
Diriku bahkan lajat biadab
Saat ilmumu memberikan kecerdasan bagiku
Diriku bahkan bambung dengan kemalasanku
Lalu seluruh jiwamu berkorban untukku
Agar tumbuh seluruh bakatku
Sosokmu guru, sulitku membalasmu
Bagaimana bisa kesabaran kokoh kau milik
walaupun angin kenakalan diriku selalu menerpamu
jangankan tersirat wahai guru
Namamu bahkan tertulis sepanjang masa
Terima kasih pula guru,
sosokmu selalu terkenang
Di kalbu kami, bahkan di goresan pena kami
-Unknown-






GURUKU YANG HEBAT

“Bagaimana tidak hebat
rutinitas pagi harus serba hemat
bangun tepat
mandi cepat
sarapan kalo sempat

guruku hebat
jam 05.00 sudah wangi
menjemput sang pelangi
mengantarkannya meraih mimpi
demi ibu pertiwi

guruku hebat
bertahun tahun menahan diri
dari keinginan hati
dari nafsu yang menghampiri
walau kadang makan hati

guruku hebat
bagimana tidak hebat
tiap hari menopang martabat
walau kadang tak bersahabat
namun tetap kuat

guruku tetap hebat…
dalam kekurangan tetap bertahan
dalam kesederhanaan tetap diam
dalam kesuksesan tetap sopan
dalam kemakmuran tetap tenang

guruku memang hebat
meski bukan konglomerat
namun tak melarat
meski bukan bangsawan
namun tetap menawan

guruku hebat
mendidik anak negeri sepenuh hati
mengajarkan budi pekerti
agar menjadi insan yang bernurani
tanpa harus menyakiti

Baca juga:  Kata Kata Jatuh Cinta Kepada Seseorang Ini Bisa Mewakili Perasaanmu
guruku tetap yang hebat
gaji kecil tak sakit hati
gaji cukup tak sombong diri
meski banyak yang sakit hati
karna guru dapat sertifikasi

guruku memang hebat
karena sertifikasi dituntut kompetensi
kalau tak mau diamputasi
oleh penguasa negeri
yang “katanya” baik hati

guruku memang hebat
meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri
tak menjadikannya patah hati
mengabdikan diri untuk negeri
sambil menunggu panggilan Surgawi.”
-Moh Adhuri Ali Syaban-






PIPIT KECIL

Awal jumpa kita Kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar… berputar…
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami

Awal jumpa kita Kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan

Guruku… lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari

Langkah seok… telah mantap menapaki jalan tajam beronak

Kini pipitmu…
Telah siap terbang… terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini.
-Zuarni, S. Pd.-







GURU  PAHLAWAN SERIBU SATU TANDA JASA

Gadis kecil duduk bermenung
Menatap kosong jendela kaca
Hanya satu yang tersirat dalam hatinya
Pulang..
Datanglah sosok yang ditakutinya
Dia Menghampiri dengan senyum malaikat
Dibujuk rayu hingga luluh
Demi memenangkan hati sigadis kecil,
gadis kecil mulai senang, rasa takutnya mulai hilang
gadis kecil belajar dengan riang
Siapakah Dia
Dialah Guru..
Gurumu dan guruku
Anugrah terindah dari illahi
Yang selalu mendidik sepenuh hati
Tidak mengenal lelah dan kata bosan
Mencurahkan ilmu ke semuan insan
Dialah guru
Semangatnya yang berlapis baja
Dalam Mendidik kita semua
Trimakasih guru
Semua nasihatmu selalu kuingat
Kusematkan juah dalam sanubariku
Jasamu tidak akan kulupa
Karena kaulah pahlawan seribusatu tanda jasa
-Unknown-






GURU

Untukmu para guru;
Yang telah menciptakan & menjadikan generasi-generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab
Untuk negeri tercinta Indonesia

Tak pernah lelah dalam mendidik
Walaupun kadang kuatnya raga sedang tak bersahabat
Semuanya kau jadikan semangat yang berkobar dalam sebuah filosofi;
“Tuntaskan Kebodohan”
Demi kemajuan bangsa

Bagiku;
Kau bukan hanya sekedar Patriot Pahlawan Bangsa yang Tanpa Tanda Jasa
Namun, kau lebih daripada itu
Karena tak akan ada bangsa atau negara yang hebat di jagat ini
Tanpa pengabdian yang telah kau ukir dalam jiwa mereka

Teruslah berjuang
Teruslah kau berjuang wahai para guru, biarpun namamu tak tertulis dalam alur Kisah Pahlawan Bangsa
Tapi percayalah;
Kau akan selalu menjadi Pahlawan di Hati Para Anak Negeri

Harum namamu;
Bak harum nama para pahlawan yang berjuang untuk tetap kokohnya Indonesia

Sinar pelita pengabdianmu;
Tak akan pernah padam sampai kapanpun

Untukmu wahai para guru;
Sebuah ucapan terima kasih yang tak terhingga dariku untuk hakikat pengabdian Tanpa Tanda Jasa
-Defry Al Hasb-







TERIMA KASIHKU

Dulu aku buta huruf
Tak mampu membaca
Dulu aku kaku menulis
Tak mampu menggores pena
Maaf bila kunakal
Tak tahu hal baik
Maaf bila kulambat
Tak tahu mengasah otak
Namun, kuucapkan
Terima kasih padamu
Dengan kesabaran mendidikku
Dengan ketulusan membimbingku
Terima kasihku ini
Kuberikan padamu
Yang masih bersemayam
Di hati sanubariku
-Unknown-






GURUKU

Guru adalah pahlawanku
Guru mengajariku
Guru mendidikku

Guruku…
Aku selalu membanggakanmu
Aku selalu mengingatmu

Guruku…
Terima kasih atas kasihmu
Karena kasih sayangmu
Membawaku ke tempat
yang lebih baik.
-Syafni-






PEMECAH KEGELAPAN

Gelapku kini bertukar jadi fajar sederhana di ufuk diriku
Mengelipkan buta aksara dan angka
Kau kandil yang mengerdipkan hitam jadi terang
Buka mata tuk tatapi dunia
Gulita kegelapan keras dan jumawa kau pecahkan
Serpihkan bongkahan kebodohan
Menjadi puing kokoh jembatan
Antara aku dan ilmu
Kaulah guruku
Pahlawan pemecah kegelapan di lahan kerontang ilmuku
Menjelma ladang subur olahanmu
Untukku
-Unknown-






TOMBAK KEBERHASILANKU

Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu

Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu

Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku …………..
Kau adalah orang tua keduaku

Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu.
-Amanda Nurdhana D.-






AKU DAN GURU

Dengan pena pengetahuan
Kau goreskan ilmu-ilmu dalam duniaku
Dengan pupuk keahlian
Kau taburkan benih-benih keterampilan
Dengan cat kasih sayang
Kau lukiskan warna-warna indah dalam jiwaku
Guru,
Andai kutahu marahmu adalah demi kebaikanku
Andai nakalku kusadari menyakitimu
Akukan minta maaf, memelukmu
Aku hanyalah seonggok batu
Yang kau asah menjadi berlian
Duniaku yang dulu hitam, gelap
Kini bercahaya penuh warna
Hanya seuntai doa yang dapat kuberikan
Atas segala jasamu
Agar semua orang menghargai dan mengenangmu
-Unknown-







PESAN UNTUK GURUKU

Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar

Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.

Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan

Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga.
-Lisa Ardhian Widhia Sari-








PENOLONG NEGERI

Pagimu selalu bertabur ilmu
Malammu penuh gemerlap nasehat
Memandangmu memberi kehangatan
Senyummu melumerkan kebodohan
Berkat kelihaianmu membuat adonan pelajaran
Tak satupun kecerdasan menjadi bantat
Rasa manis yang kau bubuhkan
Menjadi hidangan lezat menuntut ilmu
Tutur katamu yang lembut
Bagaikan secangkir coklat panas
Mengusir jenuh dan kantuk
Memecut semangat empat lima
Maafkan muridmu
Lalai berterima kasih
Resep rahasia andalanmu
Mencetak tangga sukses
Menapaki jalan yang cerah
Tak mungkin jika membiarkanmu sendiri
Mari ulurkan tanganmu
Kita melangkah bersama
-Unknown-






GURUKU A+

Mataku terperosok ke depan
Kala engkau memasuki kelas
Engkau seorang guru yang lucu
Engkau seorang guru yang keren

Engkau pintar, imut, dan ramah
Engkau yang menolong kami
Dan bila aku menilaimu
Bagiku, engkau A+!
-Chairil Anwar-





PUISI UNTUK GURU

Pagi pagi aku sudah siap
Belajar di sekolah dengan ria
Bersama kawan sepermainanku
Tak lupa pula Guruku
Walau aku beda dengan yang lain
Kau tetap sayang padaku
Mengajarku dengan tulus
Tanpa mengenal kata lelah
Saat aku belum mengenal huruf
Kau mengenalkanku tentang huruf
Saat teman ku mengejekku
Kau membela ku bak anakmu sendiri
Guru,,,,
Terima kasih atas jasa mu
Mungkin hanya puisi ini yang dapat kuberikan
Sebagai tanda sayangku padamu
-Unknown-










GURU TERBAIK

Kau guru yang bisu
Kau pun tuna aksara
Bagaimana kau bisa mengajariku?
Saat aku bertanya kau selalu diam
Namun aku yakin kau tak tuli
Kau tak membimbingku melalui lisan atau tulisan indahmu
Kau membimbingku melalui liku kehidupan
Hingga aku tau mana yang baik dan mana yang buruk
Hingga aku mengerti mana yang benar serta mana yang salah
Hingga aku kini bermental baja
Kau memang tak se-nyata lainnya
Namun, pelajaran yang kau berikan sungguh luar biasa
Pengalaman, itukah namamu?
Guru terbaik dalam hidupku
-Unknown-









SALAMKU DI HARIMU, GURUKU

Silam
Aku hanya secercah harapan
Yang dicambuk dengan ilmu
Ditindih dengan kerja keras
Untuk bebas dari bodoh yang membelenggu
Lusa
Aku masih secercah harapan
Dibayangi penjajahan
Diimingi ketidakpastian
Diberi makan bualan
Guruku,
Tanpa sebab aku tegap
Menatap masa di sela usia
Mengingat kembali apa
yang kau sebut doa
Andai kala itu aku tak bersua denganmu,
Tak menjelma sosok kecil,
yang kau kalungi harapan sejuta asa
Aku tak akan mengitari mesin waktu di bagian ini
Tak akan mencium aroma literasi yang kini ku kasihi
Guruku,
Aku rindu lagu-lagumu,
mimik muka untuk lomba,
suara baca untuk diksi,
lemah gemulai untuk menari
Aku rindu bermanja-manja dalam ilmumu
Salamku di harimu, guruku
Aku wajah yang masih luluh lantah
Yang mengaum untuk mendapat ilmu baru
Seperti yang kau amanahkan kala itu
-Unknown-









SETULUS PAGI

Gemerincing dering pepakuan
mengiringi seruan sederhana kala tiba pagi
waktu yang sungguh kami benci
berlama terterik panas membakar kulit ari
Seragam coklat-coklat penggiring suara lantang
meneriaki kami yang berdiri miring selagi pincang
tidak tegak hormat pada Sang Saka
tidak garang katakan Pancasila ... Indonesia Raya ...
Merdeka!!!

Sebegitu jenakanya kepolosan kekanak-kanakan kami
sepantaskah itu jika candamu justru lebih jenaka
memiringkan kaki, mata mengantuk di depan sana
sesaat berkibarnya bendera
Segelintir itu hanyalah setitik noda
dibanding berjuta aksi mencerdaskan bangsa ini
menghapus keraguan akan kepedulian Negeri
menjawab tantangan dalam pelosok-pelosok tak berpenghuni
mengakar semangat generasi demi cinta pada Ibu Pertiwi
Selalu saja remah-remah roti mengingatkan arti
kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidup kita
manisnya madu cerita hidup yang membuat senyummu lepas …
untuk orang – orang yang tak peduli dan tak melihatmu
mengikis kemalasan dari ruang pintu di tengah jalan
Kencang sang waktu berlari tak mampu kau kendalikan
dan tak mampu kau perlambat pula lajunya
dentang lonceng malam menandai anak-anakmu juga kian dewasa
meski kadang hanya terus menyakitimu saja
mengolok-ngolokmu dengan ejekan bermacam rupa

Maafkan kami yang selalu saja lupa
pada jasamu yang tiada tara
pada keikhlasanmu yang sungguh mulia
doakan agar hati kami semakin mawas diri
tidak sombong pada mampunya diri
tak lagi menisbikan ketulusanmu mendidik tanpa henti
Tidaklah berupa rangkaian bunga
Tiada kiloan emas permata
Tidak sebuah puisi yang ditulis dengan pena penuh puja dan puji
Ku sematkan kata terindah penuh makna
Terima kasih atas segala semangat dan harap
Terima kasih atas segala kasih dalam segala bentuk dan rupa ...
Terima kasih kau terus berlari, memberi teladan ...
mendidik generasi!!!
menjadikan cerdas pikiran berakal budi
mengajari kami menghitung 1-10 ...
hingga mampu menghitung ribuan hingga milyaran
hingga mampu membaca berbagai kata
bersuara lantang pada kemiringan keadilan

Aku berdoa agar Tuhan senantiasa mengutus malaikat-Nya
untuk menjagamu di setiap engkau melangkah
agar menjadi pendidik yang sesungguhnya
tiada menegasikan kemampuan kami
tiada korupsi selembar saja
tidak hanya pikirkan uang semata
tidak belokkan fakta hancurkan realita ...
setulus ...
semurni ...
pagi ....
-Unknown-






WAJAH BARU

Segumpal kekosongan masuk ke sebuah gerbang
Didalamnya ia bertemu wajah baru yang merangkulnya dengan buku dan pena
Hujan, panas hampir tiap hari mereka bersua
Dari melukiskan nama sekarang ia bisa melukis dunia
Pergi kemana-mana dengan ilmu di kepala
Menjelma sesuatu yang berguna
Sesuatu yang dulu sempat ia sebut mimpi
Tapi kini hadir nyata
Berkat pemilik wajah yang ia panggil guru
-Unknown-







GURU ADALAH PAHLAWANKU

Pagi buta kau sudah bersiap
Sepeda butut kau jadikan tunggangan
Senyum manis dan sapa hangat kau sebarkan
Bermodal niat suci, tulus, dan ikhlas
Mengabdi pada negera, mencerdaskan generasi bangsa
Mengantarkan kami membuka cakrawala pengetahuan
Bapak dan Ibu Guru, kaulah pahlawanku
Tanpamu aku tak bisa membaca, menulis, dan berhitung
Tanpa sadar kau bentuk karakterku berbudi pekerti luhur
Tanpa lupa mengenalkanku pada Tuhan Yang Maha Agung
Tanpa lelah dan bosan meneladankan sopan santun
Tanpa pamrih mencentak manusia unggul
-Unknown-


Itu dia kumpulan puisi tentang guru yang bisa kamu bacakan untuk guru tercintamu di sekolah. Menurutmu puisi mana saja yang paling indah? tulis di kolom komentar yuk.

Related Posts

1 comment

  1. Guru. Di gugu dan ditiru. Jadi kangen sama guru sd dulu.

    ReplyDelete

Post a Comment