Sebentar lagi bulan Ramadhan tiba, bulan suci dan penuh berkah. Bulan yang ditunggu-tunggu kaum muslimin.
Untuk menyambut bulan Ramadhan, di bawah ini Cari Puisimu sudah merangkum beberapa puisi bertema puasa dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan. Penasaran? langsung cek kumpulan puisinya di bawah ini ya.
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindumu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia bak tamu istimewa
Kenaglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus pejalanan
Bersiaplah menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramadhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya
-Unknown-
Wanginya mengharumi bumi
Saat itulah kemurahan sang Khalik berlimpah
Menyatu pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfirah
Gerincingnya dzikir dan tadarus
Tepiannya doa lemah lembut, llirih dan pasrah
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi itulah sesungguhnya hakikat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita lebih bias menyadari bahwa kita tak berpunya
Bias lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Diantara keMaha luasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena ia lebih
-Unknown-
Ditanganmu masih tergenggam bibit kurma,
Tak usah ragu menanamnya
Karena Allah tak melihat hasilnya
Tetapi melihat usaha yang kita kerahkan
Karena Allah menghargai daya upaya
Asal sesuai dengan petunjuk-Nya
Kekang nafsu dengan puasa
Disiplin diri jalani aturan-Nya
Sebagai bukti usaha keras kita
Untuk tunduk pada perintah-Nya
-Unknown-
Melekat sungguh lekat
Pejamkan mata menyusup makna
Resapi bagian terkecil kehidupan
Teringat setitik hina dan seluas pandangan dosa
Terkeruk pasrah sucikan diri
Aduhai ringan tubuh ini
Melayang lepas tinggalkan bait-bait pahit
Malam hilang terbitlah sang fajar
Mencerahkan gelap dengan dinginnya embun
Kunanti hari fitri itu
Penuh harap kan fitrah diri
-Unknown-
Segala upaya telah dilakukan
Otak lelah dipera habis-habisan
Kerja keras hingga kaki terasa jadi tangan
Dan tangan terasa jadi kaki
Tapi hasil tak kunjung beremi
Secerca harapan tak jungan mengunjungi
Semua terasa sia-sia
Dan kehancuran terasa di depan mata
Disitulah iman kita dicoba
Tidak akan berputus asa
Atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Kecuali orang-orang yang imannya sirna
Teguh berharap Rahmat Allah Yang Esa
Bagi orang yang imannya tertancap kuat di dada.
Jam kerja dipangkas dikurangi
Tidur sepanjang hari diberi arti
Katanya, demi Ramadan bulan suci
Raga dimanja-manja
Lemas diduga khusuk puasa
Berkeringat banyak diwanti-wanti
Takut puasa tak kuat sehari
Katanya, puasa untuk Tuhan
Hingga tarawih mesti semalaman
Tadarus palingkan kehidupan
Mulut-mulut semata wiridan
Lalu di mana puasa hendak berperang?
Jika serba sendirian menjadi pilihan
Jalan pagi sunyi bak di pengungsian
Menangkah berperang jika sambil tiduran?
Ramadan mestilah bukan sebulan kemalasan
Bukan pula bulan hentikan kepedulian
Justru bangkit menangkan keimanan
Cumbui Tuhan dan berjibaku untuk martabat kemanusiaan
-Y. S. Sunaryo-
Shalat lima waktu,
Mengaji tadarus,
Melengkapi dengan shalat sunah
Hingga berdzikir disela kesibukan
Dulu acuh tak acuh
Bermain sampai lelah
Tidur pulas hingga pagi
Meninggalkan serangkaian shalat
Hingga mengucap kata-kata tak pantas
Sekarang berbeda
Bulan ramadhan mendapat berkah
Telapak tangannya dicuci bersih
Mulutnya dikumur bersih
Kotoran hidungnya mengilang bersih
Wajahnya cerah bersinar
Lengannya lembab bersih
Rambutnya basah dan segar
Telinganya terbasuh sejuh
Hingga kakinya dingin bersih…
Dan kembali ke jalan Allah
Di bulan suci Ramadhan ini
-Unknown-
Dengan zikir yang paling syahdu
Lafazkan puja-puji penuh kemanjaan
Di balik gigilku yang meradang rintih
Dahaga akan cumbuan haru air mata
Diri ini..
Siang kusandarkan pada haus dan lapar
Malam kugelayutkan pada barisan syaf
Mendulang harapan dalam gelombang khidmat
Ya ... Ramadan! Bakarlah jiwaku yang telanjang ini
Dekap dengan ruh-ruh Asma-Nya
Biarkan dalam kaparnya, aku membara
Lalu melebur bersama tangis yang membatin.
-Y. S. Sunaryo-
Tapi pujilah Allah
Yang menciptakan langit dan bumi
Jangan percaya
Dengan kata-kata bijak
Tapi percayalah firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku dihatimu
Tapi masukkan nama Allah hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu didustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
Yang memiliki cinta yang sejati nan abadi
Ya Allah Yang Maha Rahman dan Rahhim
Jangan jadikan hatiku batu yang engeras
Hingga lupa akan rahmatmu.
-Unknown-
Agar raga tak terbentur
Jiwa enggan melantur
Walau hanya sesuap bubur
Bangunlah yang hendak berpuasa
Tak wajib, namun nikmat terasa
Bukan manjakan lidah penuh berselera
Melainkan sejak fajar mata harus terjaga
Terjaga untuk kuatkan raga
Bekerja untuk menebar kasih pada sesama
Tak boleh marah dan besar prasangka
Puasa untuk semangat kerja
Bukankah pada puasa Ramadan perang menjadi menang
Juga Al-qur'an diturunkan
Sebuah kemmenangan raga kuat pertahanan
Dan pada jiwa penuh bimbingan
Sahurlah agar punya kekuatan
Pada kekebalan iman
Merupa ketahanan badan
Hingga menang berperang melawan kemalasan
-Y. S. Sunaryo-
Ketika Aku masih saja tak mampu mensyukuri Ramadhan-Mu yang lalu
Hari-hari-Mu masih saja ku lalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkau penentu
Kadang kami masih merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam doaku
Sering ku memaksa
Seolah ku yang lebih tahu dari-Mu Sang Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi keharusan
Dan ketika ada satu yang tak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang kau limpahkan.
-Unknown-
Di bawah cahaya do'a
merunduk malu wajah nista
titis sesal linang di mata
sebab jiwa berlumur dosa
Di bawah cahaya do'a
simpuh raga, pasrah segala
apalah daya tiada upaya
sebatas awam meratap iba
Di bawah cahaya do'a
tersusun jemari di sepertiga
membayang ngeri siksa neraka
tatih amalan menggapai surga
Di bawah cahaya do'a
terlantun kalimat-kalimat pinta
lafazkan asma keagungan-Nya
semoga kelak menyiratkan niscaya
-Satria Imaji-
Sebuah anugerah sejukan Ramadan suci
Bersama tadarus enggan berhenti
Hingga sahur nikmat tersaji
Betapa tinggi keagungan puasa Ramadan
Bangkitkan semangat puncaki kesadaran
Bahwa Tuhan segala sandaran
Pada Alqur'an sumber ajaran
Ajaran tentang iman dan pembebasan
Hingga manusia terikat kepada kebenaran
Berbuat kebajikan untuk kemanusiaan
Tak menyekutukan, tak hunuskan pertengkaran
Alquran beningkan jiwa untuk kemuliaan
Sucikan debu pada akal pikiran
Usai memakna nikmat lantunan tadarus
Jalan kehidupan semoga sejuk dan lurus
-Y. S. Sunaryo-
Ketika puasa mampu perangi dahaga
Tak makan sebelum waktu buka
Menahan tingkah raga tanpa makna
Gerak langkah ibadah
Wajah wudu selalu cerah
Bibir zikir tampak basah
Tangan takbir penuh pasrah
Setan terpenjara
Manakala hati sekuat baja
Campakan rayu goda dosa
Selama puasa amarah reda
Terpancang arah hanya pada-Nya
Murah kasih pada sesama
Hati pasrah meraih takwa
Puasa ikhlas terenyah segala goda
-Y. S. Sunaryo-
Tandai datang Ramadan segera berkumpul
Di halaman masjid riang bersiul
Usai tarawih nikmati hidangan sebakul
Riang anak-anak tak berhenti
Nyalakan petasan iringi yang mengaji
Tengah malam beduk kembali berbunyi
Keliling kampung bernyanyi nyanyi
"Sahur tok tok dug, sahur tok tok dug, sahuuuuur
Menggulung bantal kasur
Melipat semua mimpi
Deretkan piring-piring nasi
Aduhai anak-anak sahur terlalu kenyang
Tak bangun dipanggil sembahyang
Menggeliat waktu sudah siang
Berlatih puasa, lapar menendang-nendang
-Y. S. Sunaryo-
Bulan yang suci
Penuh arti
Amalan
Dengan penuh harap
Ibadah diri
Tulus hat
Mendekap
Godaan menyerang
Cukup bekal
Siap mental
Berjuang
Setahun sekali
Harapan tuntas
Hingga lunas
Jalan
-Ismi Sofia Ananda-
segala nafsu
Bertasbih dan bertahmid hanya kepada yang Satu
Tiada yang aku mahu
selain redhomu
Namun mengenangkan pelbagai juadah di bazar
Ramadhan
dan keinginan untuk mencuba
setiap hidangan yang menghantu
Perlahan kunci itu aku buka
dan mangganya kubiarkan terbuka
Bukan beerti aku gila
untuk mencari juada berbuka
Sebaliknya agar aku masih bernafsu
untuk berpuasa
Merasai lapar dan dahaga
bersama mereka di zon perang
yang senantiasa berpuasa
dan tiada istilah berbuka
Tiada istilah Hari Raya
Yang ada hanya air mata
Bom dan mortir dihidangkan secara terbuka
-Dr. FJ, USM-
Dalam dekapan Ramadhan suci ini
Berikan hambamu ini kesadaran
Betapa bulan ini adalah gudang
Yang menyimpan stok rahmat
Dalam sepuluh ruang tamunya
Berikan pada hamba
Makna luas ruang maghfirahMu
Yang tersembunyi dalam sepuluh ruang keluarga
Tancapkan keyakinan pada diri hamba tentang janjiMu
Yang terlukis dalam sepuluh ruang tidur bulanMu
Menggambar kebebasa dari api abadiMu
Ya Allah…
Hamba ingin menjadi penebar ayat-ayatmu
Merangkul tiang rumahMu
MerayuMu tiap malam
MengingatMu dalam dua puluh gerak istirahatku
MenjengukMu dalam detik-detik sahurku
Menemani mata hati mengelilingi hari-hariMu
Ya Allah…
Hamba bersimpuh dalam belai kuasamu
Mengakui kelemahan dan kesalahn Nafsi
Membeberkan aib sendiri
Membuka rajasia pribadi
KepadaMu !
Menggorek dosa-dosa satu persatu
Berharap siraman deras ampunanMu
Ya Allah…..
Bersama laju bulah penuh rahmah ini
Hamba lomtarkan ide-ide hamba
Menjelaskan Planning
Mendiskusikan visi masa depan
Mengadukan keinginan
Menumpuk harapan-harapan
Dan meletakanya diatas tanganMu
Ya Allah…
Sedikit sekali yang kminta
Dalam luas kuasamu yang terbuka.
-Unknown-
Berubahlah semua suasana.
Semua muslim bersuka ria.
Menerima bulan Ramadhan yang mulia.
Siang hari harus ditahan lapar dan dahaga.
Sore hari boleh kita berbuka.
Malam hari didirikan shalat malam.
Tiada hentinya orang membaca Al-Qur’an.
Bulan Ramadhan bulan mulia.
Sungguh beruntung orang yang pandai mengisinya.
Dapat mencapai kesucian dirinya.
Memperoleh pahala berlipat ganda.
Berpuasa sungguh mulia.
Walaupun berat dirasa.
Menahan makan sejak fajar.
Menahan diri dengan hati sabar.
Adzan maghrib telah terdengar.
Kita berbuka terasa segar.
Akhir malam makan sahur.
Tak lupa kita bersyukur.
-Unknown-
dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
Seperti punguk merindukan bulan,
tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
manis lantunan pujian menyebut nama Mu,
kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.
Target tilawah penuh, jauh…
Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.
Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.
Ramadhan datang dan kembali
wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
tidak terbukti dalam sikap.
Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku dalam kubangan dosa dan salah
jerit jiwa raga sebatas memberontak.
Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.
Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.
Ya Allah!
Aku diantaranya…
-Taufiq Ismail-
kala para pembaca
yang baru mencicipi sedikit ilmu
sudah merasa lebih pintar dari Tuhannya
Lalu berusaha merubah aturan pada kitab suci
dan mencoba membuat hukum sendiri
yang dirasanya lebih manusiawi
yang dianggapnya sesuai jaman kiwari
Padahal dia hanya berbekal sejimpit ilmu
tanpa bekal pengetahuan agama yang memadai
beraninya buat aturan sendiri
menganggap Tuhan hanya tahu masalalu
dan ayat-ayat sucinya tidak sesuai masakini.
Jadilah agama ditafsirkan sekehendak hati,
tanpa landasan yang jelas untuk dikaji,
malapetaka bagi seluruh negeri
bila ajaran mereka diikuti.
-Unknown-
Nah itu, tadi kumpulan puisi bertema puasa dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan.
Menurutmu, puisi mana yang paling menyentuh? Beri tahu kami di kolom komentar ya.
Untuk menyambut bulan Ramadhan, di bawah ini Cari Puisimu sudah merangkum beberapa puisi bertema puasa dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan. Penasaran? langsung cek kumpulan puisinya di bawah ini ya.
BILA RAMADHAN MEMANGGIL
Bila Ramadhan memanggilmuMengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindumu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia bak tamu istimewa
Kenaglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus pejalanan
Bersiaplah menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramadhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya
-Unknown-
INDAHNYA RAMADHAN
Ada sekuntum hariWanginya mengharumi bumi
Saat itulah kemurahan sang Khalik berlimpah
Menyatu pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfirah
Gerincingnya dzikir dan tadarus
Tepiannya doa lemah lembut, llirih dan pasrah
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi itulah sesungguhnya hakikat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita lebih bias menyadari bahwa kita tak berpunya
Bias lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Diantara keMaha luasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena ia lebih
-Unknown-
RAMADHAN USAHA DAN DOA
Bila kiamat telah tibaDitanganmu masih tergenggam bibit kurma,
Tak usah ragu menanamnya
Karena Allah tak melihat hasilnya
Tetapi melihat usaha yang kita kerahkan
Karena Allah menghargai daya upaya
Asal sesuai dengan petunjuk-Nya
Kekang nafsu dengan puasa
Disiplin diri jalani aturan-Nya
Sebagai bukti usaha keras kita
Untuk tunduk pada perintah-Nya
-Unknown-
RAMADHAN KUNANTI HARI FITRI
Lantunan doa mengalir sekujur darahMelekat sungguh lekat
Pejamkan mata menyusup makna
Resapi bagian terkecil kehidupan
Teringat setitik hina dan seluas pandangan dosa
Terkeruk pasrah sucikan diri
Aduhai ringan tubuh ini
Melayang lepas tinggalkan bait-bait pahit
Malam hilang terbitlah sang fajar
Mencerahkan gelap dengan dinginnya embun
Kunanti hari fitri itu
Penuh harap kan fitrah diri
-Unknown-
RAMADHAN CITA CITA DAN HARAPAN
Ketika semua gelapSegala upaya telah dilakukan
Otak lelah dipera habis-habisan
Kerja keras hingga kaki terasa jadi tangan
Dan tangan terasa jadi kaki
Tapi hasil tak kunjung beremi
Secerca harapan tak jungan mengunjungi
Semua terasa sia-sia
Dan kehancuran terasa di depan mata
Disitulah iman kita dicoba
Tidak akan berputus asa
Atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Kecuali orang-orang yang imannya sirna
Teguh berharap Rahmat Allah Yang Esa
Bagi orang yang imannya tertancap kuat di dada.
-Unknown-
PUASA DIPERTANYAKAN
Niaga dan kongsi banyak yang berhentiJam kerja dipangkas dikurangi
Tidur sepanjang hari diberi arti
Katanya, demi Ramadan bulan suci
Raga dimanja-manja
Lemas diduga khusuk puasa
Berkeringat banyak diwanti-wanti
Takut puasa tak kuat sehari
Katanya, puasa untuk Tuhan
Hingga tarawih mesti semalaman
Tadarus palingkan kehidupan
Mulut-mulut semata wiridan
Lalu di mana puasa hendak berperang?
Jika serba sendirian menjadi pilihan
Jalan pagi sunyi bak di pengungsian
Menangkah berperang jika sambil tiduran?
Ramadan mestilah bukan sebulan kemalasan
Bukan pula bulan hentikan kepedulian
Justru bangkit menangkan keimanan
Cumbui Tuhan dan berjibaku untuk martabat kemanusiaan
-Y. S. Sunaryo-
TAUBAT DI BULAN RAMADHAN
Dulu tidak serajin iniShalat lima waktu,
Mengaji tadarus,
Melengkapi dengan shalat sunah
Hingga berdzikir disela kesibukan
Dulu acuh tak acuh
Bermain sampai lelah
Tidur pulas hingga pagi
Meninggalkan serangkaian shalat
Hingga mengucap kata-kata tak pantas
Sekarang berbeda
Bulan ramadhan mendapat berkah
Telapak tangannya dicuci bersih
Mulutnya dikumur bersih
Kotoran hidungnya mengilang bersih
Wajahnya cerah bersinar
Lengannya lembab bersih
Rambutnya basah dan segar
Telinganya terbasuh sejuh
Hingga kakinya dingin bersih…
Dan kembali ke jalan Allah
Di bulan suci Ramadhan ini
-Unknown-
RAMADAN
Aku ingin meludahimu BumiDengan zikir yang paling syahdu
Lafazkan puja-puji penuh kemanjaan
Di balik gigilku yang meradang rintih
Dahaga akan cumbuan haru air mata
Diri ini..
Siang kusandarkan pada haus dan lapar
Malam kugelayutkan pada barisan syaf
Mendulang harapan dalam gelombang khidmat
Ya ... Ramadan! Bakarlah jiwaku yang telanjang ini
Dekap dengan ruh-ruh Asma-Nya
Biarkan dalam kaparnya, aku membara
Lalu melebur bersama tangis yang membatin.
-Y. S. Sunaryo-
RAMADHAN CINTA KARENA ALLAH
Jangan memuji kecantikan pelangiTapi pujilah Allah
Yang menciptakan langit dan bumi
Jangan percaya
Dengan kata-kata bijak
Tapi percayalah firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku dihatimu
Tapi masukkan nama Allah hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu didustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
Yang memiliki cinta yang sejati nan abadi
Ya Allah Yang Maha Rahman dan Rahhim
Jangan jadikan hatiku batu yang engeras
Hingga lupa akan rahmatmu.
-Unknown-
SAHUR BEKAL KEMENANGAN
Sahur hentikan tidurAgar raga tak terbentur
Jiwa enggan melantur
Walau hanya sesuap bubur
Bangunlah yang hendak berpuasa
Tak wajib, namun nikmat terasa
Bukan manjakan lidah penuh berselera
Melainkan sejak fajar mata harus terjaga
Terjaga untuk kuatkan raga
Bekerja untuk menebar kasih pada sesama
Tak boleh marah dan besar prasangka
Puasa untuk semangat kerja
Bukankah pada puasa Ramadan perang menjadi menang
Juga Al-qur'an diturunkan
Sebuah kemmenangan raga kuat pertahanan
Dan pada jiwa penuh bimbingan
Sahurlah agar punya kekuatan
Pada kekebalan iman
Merupa ketahanan badan
Hingga menang berperang melawan kemalasan
-Y. S. Sunaryo-
RAMADHAN
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatkuKetika Aku masih saja tak mampu mensyukuri Ramadhan-Mu yang lalu
Hari-hari-Mu masih saja ku lalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkau penentu
Kadang kami masih merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam doaku
Sering ku memaksa
Seolah ku yang lebih tahu dari-Mu Sang Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi keharusan
Dan ketika ada satu yang tak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang kau limpahkan.
-Unknown-
DI BAWAH CAHAYA DO A
(Bayang-Bayang Dosa)Di bawah cahaya do'a
merunduk malu wajah nista
titis sesal linang di mata
sebab jiwa berlumur dosa
Di bawah cahaya do'a
simpuh raga, pasrah segala
apalah daya tiada upaya
sebatas awam meratap iba
Di bawah cahaya do'a
tersusun jemari di sepertiga
membayang ngeri siksa neraka
tatih amalan menggapai surga
Di bawah cahaya do'a
terlantun kalimat-kalimat pinta
lafazkan asma keagungan-Nya
semoga kelak menyiratkan niscaya
-Satria Imaji-
DALAM NIKMAT TADARUS
Gerimis masih merinai di akhir MeiSebuah anugerah sejukan Ramadan suci
Bersama tadarus enggan berhenti
Hingga sahur nikmat tersaji
Betapa tinggi keagungan puasa Ramadan
Bangkitkan semangat puncaki kesadaran
Bahwa Tuhan segala sandaran
Pada Alqur'an sumber ajaran
Ajaran tentang iman dan pembebasan
Hingga manusia terikat kepada kebenaran
Berbuat kebajikan untuk kemanusiaan
Tak menyekutukan, tak hunuskan pertengkaran
Alquran beningkan jiwa untuk kemuliaan
Sucikan debu pada akal pikiran
Usai memakna nikmat lantunan tadarus
Jalan kehidupan semoga sejuk dan lurus
-Y. S. Sunaryo-
KETIKA SETAN TERPENJARA
Setan terpenjaraKetika puasa mampu perangi dahaga
Tak makan sebelum waktu buka
Menahan tingkah raga tanpa makna
Gerak langkah ibadah
Wajah wudu selalu cerah
Bibir zikir tampak basah
Tangan takbir penuh pasrah
Setan terpenjara
Manakala hati sekuat baja
Campakan rayu goda dosa
Selama puasa amarah reda
Terpancang arah hanya pada-Nya
Murah kasih pada sesama
Hati pasrah meraih takwa
Puasa ikhlas terenyah segala goda
-Y. S. Sunaryo-
ANAK-ANAK RAMADAN
Selepas magrib kentongan dan beduk dipukulTandai datang Ramadan segera berkumpul
Di halaman masjid riang bersiul
Usai tarawih nikmati hidangan sebakul
Riang anak-anak tak berhenti
Nyalakan petasan iringi yang mengaji
Tengah malam beduk kembali berbunyi
Keliling kampung bernyanyi nyanyi
"Sahur tok tok dug, sahur tok tok dug, sahuuuuur
Menggulung bantal kasur
Melipat semua mimpi
Deretkan piring-piring nasi
Aduhai anak-anak sahur terlalu kenyang
Tak bangun dipanggil sembahyang
Menggeliat waktu sudah siang
Berlatih puasa, lapar menendang-nendang
-Y. S. Sunaryo-
BULAN SUCI YANG DINANTI
Merindu RamadanBulan yang suci
Penuh arti
Amalan
Dengan penuh harap
Ibadah diri
Tulus hat
Mendekap
Godaan menyerang
Cukup bekal
Siap mental
Berjuang
Setahun sekali
Harapan tuntas
Hingga lunas
Jalan
-Ismi Sofia Ananda-
RAMADHAN TIBA
Bila menjelang Ramadhan terdetik di hati ingin kukuncisegala nafsu
Bertasbih dan bertahmid hanya kepada yang Satu
Tiada yang aku mahu
selain redhomu
Namun mengenangkan pelbagai juadah di bazar
Ramadhan
dan keinginan untuk mencuba
setiap hidangan yang menghantu
Perlahan kunci itu aku buka
dan mangganya kubiarkan terbuka
Bukan beerti aku gila
untuk mencari juada berbuka
Sebaliknya agar aku masih bernafsu
untuk berpuasa
Merasai lapar dan dahaga
bersama mereka di zon perang
yang senantiasa berpuasa
dan tiada istilah berbuka
Tiada istilah Hari Raya
Yang ada hanya air mata
Bom dan mortir dihidangkan secara terbuka
-Dr. FJ, USM-
DOA RAMADHAN
Ya Allah…..Dalam dekapan Ramadhan suci ini
Berikan hambamu ini kesadaran
Betapa bulan ini adalah gudang
Yang menyimpan stok rahmat
Dalam sepuluh ruang tamunya
Berikan pada hamba
Makna luas ruang maghfirahMu
Yang tersembunyi dalam sepuluh ruang keluarga
Tancapkan keyakinan pada diri hamba tentang janjiMu
Yang terlukis dalam sepuluh ruang tidur bulanMu
Menggambar kebebasa dari api abadiMu
Ya Allah…
Hamba ingin menjadi penebar ayat-ayatmu
Merangkul tiang rumahMu
MerayuMu tiap malam
MengingatMu dalam dua puluh gerak istirahatku
MenjengukMu dalam detik-detik sahurku
Menemani mata hati mengelilingi hari-hariMu
Ya Allah…
Hamba bersimpuh dalam belai kuasamu
Mengakui kelemahan dan kesalahn Nafsi
Membeberkan aib sendiri
Membuka rajasia pribadi
KepadaMu !
Menggorek dosa-dosa satu persatu
Berharap siraman deras ampunanMu
Ya Allah…..
Bersama laju bulah penuh rahmah ini
Hamba lomtarkan ide-ide hamba
Menjelaskan Planning
Mendiskusikan visi masa depan
Mengadukan keinginan
Menumpuk harapan-harapan
Dan meletakanya diatas tanganMu
Ya Allah…
Sedikit sekali yang kminta
Dalam luas kuasamu yang terbuka.
-Unknown-
TENTANG PUASA DI BULAN RAMADHAN
Bila Ramadhan telah tiba.Berubahlah semua suasana.
Semua muslim bersuka ria.
Menerima bulan Ramadhan yang mulia.
Siang hari harus ditahan lapar dan dahaga.
Sore hari boleh kita berbuka.
Malam hari didirikan shalat malam.
Tiada hentinya orang membaca Al-Qur’an.
Bulan Ramadhan bulan mulia.
Sungguh beruntung orang yang pandai mengisinya.
Dapat mencapai kesucian dirinya.
Memperoleh pahala berlipat ganda.
Berpuasa sungguh mulia.
Walaupun berat dirasa.
Menahan makan sejak fajar.
Menahan diri dengan hati sabar.
Adzan maghrib telah terdengar.
Kita berbuka terasa segar.
Akhir malam makan sahur.
Tak lupa kita bersyukur.
-Unknown-
PUISI ISLAMI RAMADHAN
Disini, terlalu mendongak berharap terwujud berbuka berjama’ah,dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
Seperti punguk merindukan bulan,
tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
manis lantunan pujian menyebut nama Mu,
kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.
Target tilawah penuh, jauh…
Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.
Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.
Ramadhan datang dan kembali
wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
tidak terbukti dalam sikap.
Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku dalam kubangan dosa dan salah
jerit jiwa raga sebatas memberontak.
Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.
Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.
Ya Allah!
Aku diantaranya…
-Taufiq Ismail-
RAMADHAN SEDIH
Buku menangiskala para pembaca
yang baru mencicipi sedikit ilmu
sudah merasa lebih pintar dari Tuhannya
Lalu berusaha merubah aturan pada kitab suci
dan mencoba membuat hukum sendiri
yang dirasanya lebih manusiawi
yang dianggapnya sesuai jaman kiwari
Padahal dia hanya berbekal sejimpit ilmu
tanpa bekal pengetahuan agama yang memadai
beraninya buat aturan sendiri
menganggap Tuhan hanya tahu masalalu
dan ayat-ayat sucinya tidak sesuai masakini.
Jadilah agama ditafsirkan sekehendak hati,
tanpa landasan yang jelas untuk dikaji,
malapetaka bagi seluruh negeri
bila ajaran mereka diikuti.
-Unknown-
Nah itu, tadi kumpulan puisi bertema puasa dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan.
Menurutmu, puisi mana yang paling menyentuh? Beri tahu kami di kolom komentar ya.
malapetaka bagi seluruh negeri bila agama dikaji tanpa landasan
ReplyDelete